kisah islam masa kini,.Penilaian gejala seks bebas meningkat dalam masyarakat hari ini. Lebih
menyedihkan itu bukan saja melibatkan remaja malah lebih banyak di
kalangan individu dewasa yang bujang maupun yang telah menikah! Seperti
yang pernah penulis kisahkan tentang kecurangan istri dan balasan yang
diterima akibat perbuatan menduakan suami, kini sekali lagi penulis
ingin menceritakan siksaan seorang wanita yang menikah tetapi masih
melakukan seks bebas. Kisah ini diceritakan kepada penulis oleh Dukun
Pakar Pengobatan Sakit Cinta, En. Idris Zakaria yang kini menetap di
Kampung Tasik Berangan, Pasir Mas, Kelantan. Kini ia bergiat fit
berikhtiar mengobati masalah rumah tangga dan masalah cinta tidak
kesampaian, mendapat cerita ini dari kasus-kasus yang telah diadukan
kepadanya. Semoga kita mendapat manfaat dan pelajaran dari kisah ini.
"Dalam saya merawat seorang pasien, saya telah dikabarkan satu kisah
tragis tentang seorang isteri curang. Jamilah istri Husin masih jelita
meskipun telah beranak pinak. Ia pandai bergaya, bertudung litup,
berkulit putih dan memiliki bentuk tubuh yang menarik. Jamilah
mendapatkan sumber keuangan dengan cara berbisnis kecil-kecilan yaitu
dengan menjual beras seludup dari Thailand untuk membantu suami yang
saat itu hanya seorang petani di kampung. Ketika itu kegiatan
penyelundupan beras tidak dikontrol oleh pemerintah seperti sekarang
maka banyak para wanita terlibat dengan bisnis beras seludup dari
Thailand. Pendapatan hasil penjualan beras seludup tidak seberapa hanya
bisa menampung hidup sehari saja. "Jelas En.Idris.
Suami Jamilah Husin berumur 50an (bukan nama sebenarnya) merestui
pekerjaan istrinya itu. Husin juga nampak tidak selincah istrinya,
beliau berjiwa lembut dan menurut apa saja kata istrinya tanpa banyak
protes. Semakin lama peran Husin sebagai kepala keluarga semakin pudar
dek ketidaktegasan dirinya terhadap Jamilah yang semakin bebas ke sana
ke mari.
Husin baik dan jujur orangnya dan tidak banyak perangai. Jamilah
keluar masuk rumah dan melakukan pekerjaan kadang-kadang pulang larut
bahkan pernah juga tidak pulang untuk sehari dua tidak menjadi masalah
pada Husin. Husin percaya akan apa yang Jamilah lakukan demi mencari
uang dan membela nasib keluarganya.
Banyak wanita sekitar kampung Jamilah melakukan pekerjaan menjual beras
seludup namun itu hanya sekadar bisa menghidupi kehidupan ala kadar
saja. Berbeda dengan Jamilah yang menampakkan sedikit mewah dengan
gelang dan rantai emas yang banyak di tubuhnya. Banyak orang
memperdebatkan akan kelebihan Jamilah menampakkan mewah sebegitu. Maka
ada beberapa orang yang ingin tahu bagaimana dia bekerja, sedangkan
banyak juga yang melakukan pekerjaan sama namun tidak semewah Jamilah.
Sejak itu banyak mata yang mengintip setiap pergerakan Jamilah tanpa
disadarinya. Pada mula-mulanya rahasia Jamilah terbongkar ketika pihak
Imigrasi Thailand membuat pemeriksaan di perbatasan maka tertangkap
beberapa orang yang mencoba menyelundupkan masuk beras dari Thailand
termasuk Jamilah ditahan sama ketika itu.
Namun setelah beberapa jam kemudian nampak Jamilah dilepaskan oleh
pejabat pabean Thailand dengan muka yang senyum dan beras seludupnya
juga selamat dibawa balik ke Malaysia. Beberapa orang lain yang
menyelundupkan masuk beras terpaksa membayar denda dan beras terpaksa
dirampas Sikap tidak puas teman penyelundup lain mulai membuak-buak
mengapa Jamilah terlepas sedangkan mereka menerima nasib sebaliknya.
Maka penyelidikan dilakukan oleh beberapa orang yang tidak puas
tersebut. Maka pada suatu hari mereka mengetahui ternyata Jamilah telah
memberikan suap dengan Petugas Bea Cukai Thailand berkenaan dengan
meniduri dirinya.
Bahkan korupsi tersebut bukan sekali dua bahkan telah banyak kali
terjadi setiap kali tidak bisa membolosi diri ditahan Bea Cukai Thailand
di perbatasan. Tidak lama kemudian dapat lagi berita mengatakan Jamilah
juga membuat bisnis sampingan ketika berada di Thailand. Rupa-rupanya
Jamilah memperdagangkan tubuhnya sebagai pelacur dengan pria Thailand.
Maka tidak mustahil Jamilah mampu membeli emas yang banyak.
Maka heboh diceritakan akan kisah Jamilah yang sedemikian rupa,
masyarakat tidak heran dengan kemewahan yang Jamilah miliki malah
dicemuhi dan dipandang jijik terhadapnya oleh orang kampung serta
masyarakat setempat. Tergamak Jamilah melakukan hal terkutuk demikian
semata-mata mencari sedikit kemewahan. Husin telah diberitahu gejala
istrinya itu namun Husin tidak percaya cerita seperti itu dan membuat
tidak tahu saja.
Husin yang sudah lewat 50an mungkin juga tidak segagah dulu lagi
sedangkan Jamilah berusia lewat 40an masih bernafsu tidak mustahil ia
satu perlakuan yang terdesak disamping minat pada uang. Husin hanya
berserah pada Allah, hendak menuduh istrinya selingkuh ia tidak memiliki
cukup bukti dan tidak melihat dengan mata kepala sendiri.
Selang beberapa tahun kemudian Jamilah diserang sakit kepala lalu demam
dan jatuh sakit. Makin hari makin parah sakit Jamilah. Selang beberapa
minggu kemudian Jamilah mengalami maut yang parah. Pada hari sakaratul
maut Jamilah dikatakan menyalak seperti anjing untuk beberapa kali
kurang dari sepuluh salakan sebelum nyawanya habis. Jamilah habis nyawa
dalam kondisi menyedihkan matanya terbelalak sementara lidahnya
terjelir. Anggota keluarga yang berkumpul juga merasa aneh akan perilaku
Jamilah menyalak sebelum menghembuskan nafas terakhir dan mati dalam
kondisi yang demikian. Upacara kematian seperti biasa orang desa lakukan
untuk menyempurnakan jenazah Jamilah.
Setelah dikafankan liang lahat diukur dan digali tibalah waktu untuk
dimakamkan. Setelah jenazah Jamilah dimasukkan ke liang lahat tiba-tiba
ditemukan panjang liang lahat itu tidak cukup untuk menyimpan mayatnya.
Mayat Jamilah diatur dan liang lahat di panjang sekali lagi namun masih
tidak cukup panjang lagi. Diulangi kali ketiga diperpanjang lagi liang
lahat itu pun begitu juga masih tidak cukup panjang. Satu kejadian luar
biasa terjadi mayat Jamilah disimpan begitu tanpa memperpanjang lagi
liang lahadnya.
Setelah semua keluarga pulang ke rumah tiba waktu untuk Husin membuat
sertifikat kematian Jamilah pada hari itu juga. Bila diminta kartu
identitas dari anak perempuannya kata anaknya itu, "Allah, abah sewaktu
mengkafankan mayat ibu saya berada kartu identifikasi atas jenazah mak,
berarti kartu identitas itu ada bersama mayat mak dalam kubur" Husin
agak terganggu memarahi anak perempuannya itu namun terpaksa memanggil
penggali kubur di situ agar menggali kembali liang lahat kubur arwah
Jamilah yang baru beberapa jam dimakamkan tadi.
Maka kubur itu digali kembali, alangkah terkejutnya beberapa orang yang
menurut Husin termasuk diri saya sendiri melihat mayat Jamilah telah
didatangi beberapa ekor ulat seperti lintah namun bertaring menggigit
tubuh mayat Jamilah. Husin menyingkirkan beberapa ekor ulat itu beberapa
kali namun ulat yang sama itu kembali ke tempat asal di mana ia
menggigit tubuh mayat Jamilah tadi. Kejadian itu amat pelik sekali.
Setelah itu mayat Jamilah harus dipusingkan agar tangan bisa diseluk ke
dalam bungkusan kain kafannya untuk mendapatkan kartu identitasnya.
Dalam mengiringkan mayat Jamilah itu sekali lagi kejutan terjadi. Ada
ribuan ekor ulat seperti lintah bertaring itu berada di bawah mayat
Jamilah. Segera kami menimbusnya kembali setelah berhasil mendapatkan
kartu identitasnya itu.
Saya tidak dapat membayangkan akan apakah rahasia sebenarnya kejadian
yang Allah pertunjukkan seperti itu. Namun saya terasa agak seram dan
insaf bila melihat kejadian aneh seperti itu untuk pertama kali dalam
sejarah hidup saya. Di dunia lagi Allah sudah menunjukkan azabnya
apalagi diakhirat kelak.
Saya bisa memberikan gambaran atas kejadian begitu bahwa kita manusia
tidak bisa lari dari azab pembalasan jika melakukan salah yang besar
atau dosa yang besar. Untuk istri-istri tetapkan iman, jangan berlaku
curang pada suami kita niscaya dosanya amatlah besar. Dosa berzina sudah
cukup besar tidak tertanggung untuk yang masih bujang, apalagi wanita
yang bergelar isteri berzina. Nauzubillah ... hanya Allah saja yang
mengetahui akan siksaannya kelak.
Di dunia lagi sudah Allah tunjukkan maka sama-sama kita ambil iktibarnya
agar ia tidak berulang lagi di masa depan pada diri kita atau keluarga
kita, minta disisihkan Allah.
Kisah dari: En. Idris
Diketik ulang oleh: Berita Islam (BIC)beritaislam
No comments:
Post a Comment