Wednesday, November 25, 2015

Sejarah Islam di Eropa

Sejarah Islam di Eropa mulai masuk ke Eropa sudah dimulai dari berabad-abad yang lalu. Semua itu di awali oleh penaklukan negara Andalusia pada tahun 756 M – 1492 M di Semenanjung Iberia. Kemudian berlanjut melalui Sisilia serta penaklukan wilayah Balkan yang dilakukan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah. Kehadiran dan perkembangan Islam di Eropa kemudian berlanjut dari imigrasi besar-besaran umat Islam yang berada di negara-negara Islam menuju Eropa setelah selesai perang dunia kedua.

Umat muslim Di Eropa mulai memasuki benua Eropa sejak adanya permintaan bantuan kepada Musa bin Nushair yang waktu itu menjabat Gubernur Afrika Utara oleh seorang bansawan Gothia Barat bernama Graf Yulian yang sedang berkuasa di Geuta Afrika Utara. Waktu itu dia meminta bantuan agar Gubernur bisa membantu keluarga “Witiza” yang sedang menghadapi konflik dengan tentara roderik yang waktu itu memberontak merebut singgasana keluarga “Witiza” pada tahun 710 M.
Singkat cerita, permintaan itu disampaikan oleh Musa kepada khalifah Walid bin Abdul Malik di Damaskus. Diluar dugaan permintaan itu dengan catatan agar Musa berhati-hati. Sebagai antisipasi dan penjagaan, maka dikirimlah 200 orang pasukan yang dipimpin oleh Tharif bin Malik. Pasukan ini mendarat di Tarifa. Setelah diselidiki, Tharif bin Malik akhirnya meyakinkan Musa akan kesungguhan Graf yulian yang memang benar-benar meminta bantuan. Musa pun menyampaikan kepada Khalifah Walid bin Walid, setelah berunding dikirimlah pasukan pilihan yang dipimpin Thariq bin Ziyad seorang panglima besar yang gagah dan sangat berani, pasukan ini dikirim melalui kota Tanger yang menyebrangi serat Giblatar.

Pada tahun 91 H atau 710 M, pasukan Thariq bin Ziyad mendarat di Spanyol tepat disaat kekuatan dan konsentrasi pasukan Roderik sedang bergerak menuju wilayah Spanyol utara, hal ini dilakukan guna menghindari pemberontakan. Namun satu hal yang menarik dari kepemimpinan Thariq bin Ziyad ini, ketika semua kapal telah mendarat, dia memerintahkan kepada anak bawahnya untuk membakar semua kapal yang ada, hal ini dilakukan agar semua pasukannya berjuang dengan sungguh-sungguh, mengeluarkan segenap kemampuan yang dimiliki, dan tak ada lagi dalam pikiran pasukannya untuk mundur atau pulang kecuali sudah menang. Strategi nekad yang dilakukan oleh Thariq bin Ziyad ini terkenal hingga sekarang.
Srategi yang dilakukan Thariq bin Ziyad ternyata memberikan efek yang sangat besar dan bisa membakar semangat para pasukannya, akhirnya dengan perjuangan yang tak pantang menyerah mereka bisa menaklukkan benteng lawan walau pada saat itu jumlah musuh jauh lebih banyak dari pada pasukan kaum muslimin. Pada suatu pertempuran di kota Xeres, tentara Rodherik banyak yang tewas, hal ini berarti semakin memudahkan langkah pasukan kaum muslimin untuk menaklukkan kota-kota selanjutnya. Akhirnya kota demi kota bisa direbut, sebut saja seperti kota Malaga, Cordova dan Toledo yang menjadi ibukota Gothia Barat.

Kabar keberhasilan Thariq bin Ziyad ini berhembus ke telinga Musa bin Nushair yang akhirnya ingin turut menyusulnya ke Spanyol dengan turut membawa pasukan sebanyak 10.00 orang. Di kota Toledo keduanya bertemu dan sempat terjadi persilisihan, namun itu tidak terjadi lama karena bisa didamaikan oleh khalifah. Setelah damai, keduanya bahu membahu melanjutkan perjuangan untuk menaklukkan kota-kota berikutnya seperti Saragosa, Casytylia, Arogan dan Barcelona hingga pegunungan Pyrenia.
Hampir seluruh Andalusia kecuali wilayah Glacia sudah berada dalam genggaman kaum muslimin hanya dalam kurun waktu 7 tahun. Pada masa pemerintahan Bani Umayah di Damaskus, Andalusia dipimpin oleh seorang gubernur dan diantara yang memimpin waktu itu adalah Abdul Aziz, yang tak lain adalah putra Musa sendiri. Saat Bani Umayyah runtuh yang ditandai oleh berdirinya daulah Bani Abbasiyah di Baghdad yang dipimpin oleh Abdul Abbas As-safaf, semua keturunan Bani Umayyah dibunuh semua. Namun ada salah seorang keturunan Bani Umayah bernama Abdur Rahman yang berhasil meloloskan diri dan kabur menuju spanyol. Di sana dia membangun kerajaan Bani Umayah kembali dan mampu bertahan cukup lama dari 193 H – 458 H atau 756-1065 M.

Faktor Pendukung Keberhasilan Penaklukan Eropa

Jika kita lihat dari perjalanannya, penaklukan demi penaklukan yang terjadi di Eropa seperti yang terjadi di Prancis Tengah dan Italia oleh kaum Islam muslimin begitu serasa di mudahkan. Hal ini bisa terjadi karena adanya dukungan baik dari faktor internal maupun eksternal.

Faktor Internal

Faktor internal yang turut mendukung keberhasilan penaklukan Eropa salah satunya karena para penguasa, pemimpin sampai prajuritnya yang begitu kompak. Pasda saat itu para pemimpin diisi oleh sosok-sosok yang kuat, tegas, percaya diri serta bertanggung jawan. Di sisi lain para prajuritnya pun ikut terbawa sikap pemimpinnya hingga melahirkan prajurit-prajurit yang hebat pula. Mereka pun berani dan sabar dalam menghadapi setiap persoalan yang dihadapi. Dan yang tak kalah pentingnya dari itu semua adalah ajaran umat islam yang sering ditunjukkan oleh para pemimpin dan pasukan Islam. Dalam penaklukan mereka mengajarkan arti persaudaraan, toleransi serta tolong menolong. Sikap-sikap itulah yang membuat mereka disambut hangat oleh para penduduk Spanyol pada waktu itu.

Faktor Eksternal

Sedangkan faktor eksternalnya adalah kondisi di Spanyol sendiri pada waktu itu yang memprihatinkan baik kondisi sosial, ekonomi atau politiknya. Secara politik, wilayah spanyol sangat terkoyak-koyak menjadi beberapa negara kecil dan semua rakyatnya dibagi dalam sistem kasta-kasta yang tentu itu semua sangat membuar rakyat tersiksa dan melarat. Ditambah penguasa yang ada seperti Gothic sangat kejam dan tidak bersikap toleran kepada agama yang di anut para rakyatnya. Hal inilah yang membuat para kaum yang tertindas menantikan pembebasan, dan pada akhirnya yang berhasil membebaskan mereka adalah kaum islam muslimin.

Peradaban Islam Masuk ke Eropa dengan 5 Cara Ini

1. Melalui Andalusia (Spanyol)

Ketika kaum Islam muslimin berhasil menaklukkan Spanyol dan Sisilia selama 8 abad, ternyata itu sangat memberikan pengaruh kebudayaan Islam di Eropa. Oleh sebab itu, peradaban Islam akhirnya menyebar di tempat yang berbeda-beda seperti di Granada, Cordova, Toledo dan Sevilla. Pada waktu itu penduduk asli Andalusia kebanyakan menganut ajaran masehi, namun ketika peradaban arab mulai masuk akhirnya menjadi terpecah belah. Bahkan mereka mengganti bahasa umum yang sering digunakan menjadi bahasa arab. Penduduk yang mulai mengenal peradaban arab sering mengenal istilah Mozabarabes yang jika dalam bahasa arab itu biasa disebut musta’rib. Oleh sebab itu pula, banyak pendeta nasrani menerjemahkan Injil ke dalam bahasa arab.

2. Melalui Sisilia (Daerah otonomi Italia)

Menurut sejarah yang ada, Sisilia pernah menjadi salah satu bagian dari wilayah peradaban Islam.Wilayah ini menjadi salah satu pintu penghubung utama dunia Islam dengan Eropa karena letaknya yang berdekatan dengan Tunisia di Afrika Utara. Saat berada di bawah kekuasaan Islam, Sisilia berkembang begitu pesat dan berubah menjadi pusat peradaban dan perniagaan.

3. Melalui Albania (Wilayah Balkan)

Salah satu posisi faktor utama dan yang membuka peluang pengenalan rakyat Balkan kepada Islam adalah posisi geografis Balkan yang strategis. Secara keseluruhan, perkenalan mereka terhadap Islam melalui jalur Albania.

4. Melalui kedatangan orang-orang Salib di Timur Islam

Invasi atas Sisilia dan Spanyol memberi arti bahwa di daerah pinggiran Kristen Latin kelak suatu saat Islam akan hadir.

5. Pertukaran perdagangan antara barat dan timur melalui Mesir

Pengaruh Peradaban Islam di Eropa

1. Orang-orang yahudi yang dulu menderita dan terhina dibawah kekuasaan Ghatia kini dibawah pemerintahan Islam dilindungi dan diperbolehkan bergerak disektor perdagangan.
2. Ketika dibawah kekuasaan Bangsa Arab, mereka yang selama ini hidup tertekan kini diperlakukan dengan baik. Sehingga pada masa pemerintahan Islam tiba, mereka memperoleh dan menikmati hak-haknya sebagai warga negara sipil secara utuh. Disisi lain, bangsa arab bisa memperkokoh perdamaian dan stabilitas antar etnis dan suku yang saling berbeda. Oleh karena itu, bangsa Spanyol patuh terhadap pemerintahan Islam mendapatkan sikap toleran seperti apa yang diharapkan.
3. Saat abad 12 Masehi, pengaruh ilmu pengetahuan dan peradaban islam di Eropa sangat berkembang pesat yang menimbulkan gerakan kebangkitan kembali pusaka Yunani di Eropa pada abad ke 14 M. Perkembangan pemikiran Yunani di Eropa ini berkat melalui terjemahan tulisan arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kembali dalam bahasa latin

Bukti Peradaban Islam di Eropa

1. Ditemukannya berbagai buku terje mahan dari bahasa arab ke Ibrani, Latin dan Thalia. Pada masa Eropa awal, buku-buku itu memenuhi perpustakaan-perpustakaan yang ada. buku-buku yang terkenal pada waktu itu adalah karangan Ibnu Sina dan Ar-razi yang diantaranya karangan buku tentang ilmu filsafat dan ilmu kedokteran.
2. Adanya kata yang berasal dari bahasa arab yang masih digunakan oleh bangsa Eropa sampai sekarang. Kalimat-kalimat ini bisa ditemukan dalam bahasa Italia, Portugis, Spanyol dan masih banyak yang lainnya.

Perkembangan Islam di Berbagai Negara di Eropa

1. Pada tahun 1975 di Spanyol sekelompok pemuda masuk Islam, disana mereka membangun peradaban Islam di Eropa di kota Cordova. Selanjutnya pada tahun 1978 setelah memohon izin pada pemerintah Cordova, mereka akhirnya bisa melaksanakan Shalat Idul Fitri di Kathedral. Bahkan pada saat itu, walikota Tulio Angulia memberikan kebijakan tentang tolerasni antar umat beragama. Hal yang dia lakukan salah satunya menawarkan kepada umat Islam menggunakan taman kota untuk shalat berjamaah dan Idul Adha, tak lupa diapun memberikan tenda besar agar umat Islam bisa semakin khusyuk dan nyaman ketika shalat. Terdapat pula sekolah yang dikelola oleh Dr. Umar Faruq Abdullah yang mengajar ilmu Al-quran, bahasa arab, hadist, fiqih, tafsir dan masih banyak yang lainnya.
2. Di negara Belgia, berdiri sebuah gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah islam. Pada tahun 1980 diselenggarakan Mukhtamar Islam di Eropa tepatnya di kota Brussel. Pada waktu itu umat Islam yang berada di Belgia mencapai 150.000 orang.
3. Pada awal abad 15 H di Austria, tepatnya pada tahun 1979 di kota Wina, dibangun sebuah gedung Islamic Center yang memiliki kapasitas 30.000 orang. Di gedung ini terdapat berbagai fasilitas seperti perpustakaan, perumahan, madrasah, serta masjid jami’. Di sana pun agama Islam menjadi agama yang kedua di akui setelah agama Kristen.
4. Telah dibangun sebuah masjid yang megah di kota Almeo, Belanda. Di kota ini juga terbentuk fererasi organisasi Islam yang dipimpin warga asli belanda yang bernama Abdul Wahib Van Bomel. Abdul wahib memperjuangkan agar semua buruh yang beragama Islam bisa diberi kesempatan keleluasaan waktu untuk menjalankan shalat lima waktu. Di kota Redderect pada tanggal 14 oktober 1983, telah dibangun sebuah masjid yang memiliki kapasitas 500 orang yang dilengkapi berbagai fasilitas, diantaranya tempat wudhu, ruang tamu, ruang diskusi dan masih banyak yang lainnya. Pertumbuhan umat Islam di negara ini juga sangat pesat dan dari tahun ke tahun terus meningkat. Yang awalnya hanya ratusan orang kini bertambah menjadi ratusan ribu orang.
5. Sudah menjadi rahasia umum, Roma merupakan pusat peradaban umat Khatolik. Di sini banyak berdiri yang jumlahnya mencapai hampir 900-an, baik itu gereaja milik Khatolik, Orthodox, Protestan, Snayoge ataupun Yunani. Memang perkembangan Islam di wilayah ini tidak seperti wilayah Eropa lainnya yang tumbuh begitu pesat. Meskipun begitu, pada tahun 1984 umat islam berhasil meletakkan batu pertama untuk pembangunan masjid di Taman Most Antene di Pariali. Masjid ini sendiri diresmikan pada tahun 1995.
6. Di negara Inggris, perkembangan umat Islam cukup bagus. Hal ini terjadi karena adanya dukungan dan faktor kepindahan Universitas Islam Toledo dari Spanyol menuju Inggris. Sejak saat itu perkembangan Islam di sini mulai menyebar dan mulai bisa diterima oleh penduduk asli. Ada salah satu tokoh yang sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam, yakni Mozarebes. Adapaun penyebaran paham dan pengembangan Islam itu dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu, baik kepada anak-anak maupun orang dewasa. Pasca perang dunia kedua, terjadi arus imigrasi kaum islam muslimin menuju Eropa tak terkecuali Inggris. Hal ini semakin meningkatkan pertumbuhan umat Islam di negara ini.
7. Perkembangan umat Islam di Jerman terbilang sangat cepat, sehingga dalam sebuah penelitian sekitar 40% penduduk Jerman yang dibawah 18 tahun sudah memeluk agama Islam. Kekuatan Islam di sini sangat kuat karena menyatukan berbagai kelompok yang ada dan bisa menambah percaya diri umat Islam di sini k menyebarkan ajaran Islam lebih luas lagi.

Kesimpulan

Secara garis besar, masuknya umat Islam ke Eropa berkat Invasi Turki ke wilayah Eropa yang melalui Sisilia, Spanyol dan penaklukan Balkan. Namun tetap yang paling memberi andil besar adalah penaklukan negeri Andalusia atau yang sering kita sebut Spanyol mengingat kaum muslimin pernah menguasai bangsa ini lebih dari 7 abad. Di Spanyol juga menjadi tempat peradaban umat Islam Eropa baik dalam hubungan ekomomi, sosial, politik atau peradaban antar negara. Bisa disimpulkan perkembangan Islam di Eropa hingga bisa berkembang pesat seperti saat ini berkat khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang pada periode klasik.
Sering-seringlah mempelajari ilmu Islam secara mendalam, karena itu akan membuat hati terhindar dari kegelisahan.

Di negeri inilah lahir tokoh-tokoh islam muslim ternama yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Agama Islam, Kedokteran, Filsafat, Ilmu Hayat, Ilmu Hisab, Ilmu Hukum, Sastra, Ilmu Alam, Astronomi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dengan segala kemajuan dalam berbagai ilmu pengetahuan, kebudayaan serta aspek-aspek ke-islaman, Andalusia kala itu boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan Ilmu Pengetahuan yang tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad. Maka tak heran waktu itu pula bangsa-bangsa Eropa lainnya mulai berdatangan ke negeri Andalusia ini untuk mempelajari berbagai Ilmu pengetahuan dari orang-orang Muslim eropa Spanyol, dengan mempelejari buku-buku buah karya cendekiawan Andalusia baik secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.
Diantara cendekiawan-cendekiawan asal andalusia tercatat Ibnu Thufail (1107-1185) dilahirkan di Asya, Granada. Nama lengkapnya adalah Abu Bakr Muhammad ibn Abdul Malik ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Thufail al-Qisi, ia pernah menjabat sebagai Mentri dalam bidang Politik di pemerintahan, dan juga pernah sebagai Gubernur untuk Wilayah Sabtah dan Tonjah di Magribi. Sebagai ahli falsafah, Ibnu Thufail adalah guru dari Ibnu Rusyd (Averroes), ia mengusai ilmu lainnya seperti ilmu hukum, pendidikan, dan kedokteran, sehingga Thufail pernah menjadi sebagai dokter pribadi Abu Ya’kub Yusuf seorang Amirul Muwahhidin. Ibnu Thufail atau di kenal pula dengan lidah Eropa sebagai Abubacer menulis Roman Filasafat dalam literatur abad pertengahan dengan nama Kitabnya “Hayy ibn Yaqzan”, salah satu buku sebagai warisan dari ahli filsafat Islam tempo dulu yang sampai kepada kita, sedangkan sebagian karyanya hilang.
Al-Idrisi, lahir di Ceuta pada tahun 1100 M salah seorang ahli Geografi dengan nama lengkapnya Abu Abadallah Muhammad al-Idrisi, yang menulis Kitab Ar-Rujari atau dikenal dengan Buku Roger salah satu buku yang menjelaskan tentang peta dunia terlengkap, akurat, serta menerangkan pembagian-pembagian zona iklim di dunia. Ar-Rujari sebuah karya yang diperbantukan untuk Raja Roger II, dimana buku ini sempat dimanfaatkan oleh orang-orang Eropa baik Muslim maupun non Muslim. Al-Idrisi adalah seorang yang tekun, pekerja keras dan tanpa lelah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat, ia menggali ilmu Geografi dan ilmu Botani di Kordoba Spanyol. Selain itu dalam melahirkan ahli Botani, Andalusia mencatat pula nama Abu Muhammad ibn Baitar atau Ibnu Baitar (1190-1248) yang dilahirkan di Malaga, dialah yang petama kali menggabungkan ilmu-ilmu botani Islam, dimana karyanya dijadikan sebagai standar referensi hingga abad ke-16.
Ibnu Bajjah (1082-1138), ia dilahirkan di Saragosa dengan nama lengkapnya Abu Bakr Muhammad Ibn Yahya al-Saigh, ia adalah seorang yang cerdas sebagai ahli matematika, fisika, astronomi, kedokteran, filsafat, dan penyair dari golongan Murabitin, selain hafal Al-Qur’an beliaupun piawai dalam bermain musik gambus. Kepercayaanya terhadap Ibnu Bajjah dalam bermain politik semasa kepemimpinan Abu Bakr Ibrahim ia diangkat menjadi Mentri di Saragosa. Karangannya yang terkenal adalah an-Nafs (Jiwa) yang menguraikan tentang keadaan jiwa yang terpengaruhi oleh filsafat Aristoles, Galenos, al-Farabi, dan Ar-Razi. Dalam usia 56 tahun Ibnu Bajjah meninggal sebab diracuni dan hasil karyanya banyak yang dimusnahkan, namun ajaran-ajarannya mempengaruhi para ilmuwan berikutnya di tanah Andalusia.
Ibnu Rusyd (1126-1198) lahir di Cordova lidah barat menyebutnya Averroes yang nama lengkapnya adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Rusyd. Ibnu Rusyd adalah seorang ahli hukum, ilmu hisab (arithmatic), kedokteran, dan ahli filsafat terbesar dalam sejarah Islam dimana ia sempat berguru kepada Ibnu Zuhr, Ibn Thufail, dan Abu Ja’far Harun dari Truxillo. Pada tahun 1169 Ibn Rusyd dilantik sebagai hakim di Sevilla, pada tahun 1171 dilantik menjadi hakim di Cordova. Karena kepiawaiannya dalam bidang kedokteran Ibnu Rusyd diangkat menjadi dokter istana tahun 1182.
Karya besar yang di tulis oleh Ibnu Rusyd adalah Kitab Kuliyah fith-Thibb (Encyclopaedia of Medicine) yang terdiri dari 16 jilid, yang pernah di terjemahkan kedalam bahasa Latin pada tahun 1255 oleh seorang Yahudi bernama Bonacosa, kemudian buku ini diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan nama “General Rules of Medicine” sebuah buku wajib di universitas-universitas di Eropa. Karya lainnya Mabadil Falsafah (pengantar ilmu falsafah), Taslul, Kasyful Adillah, Tahafatul Tahafut, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, Tafsir Urjuza (menguraikan tentang pengobatan dan ilmu kalam), sedangkan dalam bidang musik Ibnu Rusyd telah menulis buku yang berjudul “De Anima Aristotles” (Commentary on the Aristotles De Animo). Ibnu Rusyd telah berhasil menterjemahan buku-buku karya Aristoteles (384-322 SM) sehingga beliau dijuluki sebagai asy-Syarih (comentator) berkat Ibnu Rusyd-lah karya-karya Aristoteles dunia dapat menikmatinya. Selain itu beliaupun mengomentari buku-buku Plato (429-347 SM), Nicolaus, Al-Farabi (874-950), dan Ibnu Sina (980-1037).
Ibnu Rusyd seorang yang cerdas dan berfikiran kedepan sempat dituduh sebagai orang Yahudi karena pemikiran-pemikirannya sehingga beliau di asingkan ke Lucena dan sebagian karyanya dimusnahkan. Doktrin Averoism mampu pengaruhi Yahudi dan Kristen, baik barat maupun timur, seperti halnya pengaruhi Maimonides, Voltiare dan Jean Jaques Rousseau, maka boleh dikatakan bahwa Eropah seharusnya berhutang budi pada Ibnu Rusyd.
Ibnu Zuhr (1091-1162) atau Abumeron dikenal pula dengan nama Avenzoar yang lahir di Seville adalah seorang ahli fisika dan kedokteran beliau telah menulis buku “The Method of Preparing Medicines and Diet” yang diterjemahkan kedalam bahasa Yahudi (1280) dan bahasa Latin (1490) sebuah karya yang mampu pengaruhi Eropa dalam bidang kedokteran setelah karya-karya Ibnu Sina Qanun fit thibb atau Canon of Medicine yang terdiri dari delapan belas jilid.
Ibnu Arabi (1164-1240), dikenal juga sebagai Ibnu Suraqah, Ash-Shaikhul Akbar, atau Doktor Maximus yang dilahirkan di Murcia (tenggara Spanyol). Pada usia delapan tahun tepatnya tahun 1172 ia pergi ke Lisbon untuk belajar pendidikan Agama Islam yakni belajar Al-Qur’an dan hukum-hukum Islam dari Syekh Abu Bakar bin Khalaf. Setelah itu ia pergi ke Seville salah satu pusat Sufi di Spanyol, disana ia menetap selama 30 tahun untuk belajar Ilmu Hukum, Theologi Islam, Hadits, dan ilmu-ilmu tashawwuf (Sufi).
Karyanya sungguh luar biasa, konon Ibnu Arabi menulis lebih dari 500 buah buku, sekarang di perpustakaan Kerajaan Mesir di Kairo saja masih tersimpan 150 karya Ibnu Arabi yang masih ada dan utuh. Diantara karya-karyanya adalah Tafsir Al-Qur’an yang terdiri 29 jilid, Muhadaratul Abrar Satu jilid, Futuhat terdiri 20 jilid, Muhadarat 5 jilid, Mawaqi’in Nujum, at-Tadbiratul Ilahiyyah, Risalah al-khalwah, Mahiyyatul Qalb, Mishkatul Anwar, al Futuhat al Makiyyah yakni suatu sistim tasawwuf yang terdiri dari 560 bab dan masih banyak lagi karangan-karangan hasil pemikiran Ibnu Arabi yang mempengaruhi para sarjana dan pemikir baik di Barat maupun Timur setelah kepergiaanya.
Ibnu Arabi dengan nama lengkapnya Syekh Mukhyiddin Muhammad Ibnu ‘Ali adalah salah seorang sahabat dekat Ibnu Rusyd. Ia sering berkelana untuk thalabul ‘ilmi (mencari ilmu) dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya seperti ke Maghribi, Cordova, Mesir, Tunisa, Fez, Maroko, Jerussalem, Makkah, Hejaz, Allepo, Asia kecil, dan Damaskus hingga wafatnya disana dan dimakamkan di Gunung Qasiyun.
**

Hampir delapan abad lamanya Islam berkuasa di Andalusia sejak tahun 711 M hingga berakhirnya kekuasaan Islam di Granada pada tanggal 2 Januari 1492 M / 2 Rabiul Awwal 898 H tepatnya 512 tahun lalu, Andalusia dalam masa kejayaan Islam telah melahirkan cendekiawan-cendekiawan muslim yang tertulis dengan tinta emas di sepanjang jaman. Karya mereka yang masih ada banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa di penjuru dunia. Sehingga universitas-universitas dibangun di negeri ini ditengah ancaman musuh-musuhnya.
Itulah keunikan para ulama, cendekiawan-cendekiawan tempo dulu bukan saja menguasai satu bidang ilmu pengetahuan namun mereka menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang disegani dan tanpa pamrih, hingga nama mereka dikenang oleh setiap insan. Kini bukti kemajuan akan peradaban Islam tempo dulu di Spanyol dapat kita lihat sisa-sisa bangunan yang penuh sejarah dari Toledo hingga Granada, dari Istana Cordova hingga Alhambra. Dan disinilah berkat kekuasaan Tuhan walaupun kekuasaan Islam di Spanyol telah jatuh kepada umat Kristen beberapa abad silam yang menjadikan Katolik sebagai agama resmi, namun karya-karya anak negeri ini mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi umat manusia hingga di abad milenium yang super canggih.
Satu hal yang harus kita renungkan sekarang, apa yang telah engkau berikan kepada bangsa dan umat manusia ini. Kemanfaatan atau Kemadlaratan?.
 saripedia qolbunhadi

No comments:

Post a Comment